Abi & 4 Misionaris

by 10:29 pm 0 komentar

    Cerita ini sudah lama aku dengar, mungkin di tahun 90-an.
    Kisah yang diceritakan ulang kepada ku oleh seorang mantan misionaris yang Insya Allah seorang Mujahid. Aamiin….
    Sekitar tahun 70-an Abi menginjakkan kaki-nya di tanah Padarincang dengan niat 
    Dakwah yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Alhamdulillah dengan bantuan Allah, Abi dapat menaklukkan para petinggi-petinggi ilmu di sana. Dan mulailah berkembang agama Islam di sana.

    Sebelum Abi datang ke Padarincang, yang adalah sebuah desa penuh dengan hal-hal di luar akal manusia. Sebuah desa yang jauh dari agama dan moral. Mereka merayakan kurban binatang di atas kuburan, yang kemudian akan dipersembahkan. Pada saat pergi ke hutan atau kebun masyarakat, berserakan tengkorak bahkan mayat yang baru. Karena setiap masalah yang sepele-pun mereka selesaikan dengan golok, hidup dan mati. Bagi yang hidup walaupun salah maka akan dibenarkan, dan bagi yang kalah sekalipun benar maka nyawanya tidak berharga, akan tergeletak begitu saja dihutan dan ditempat lainnya. Masyarakat di sana bisa dibilang kebal hukum, karena banyak juga para aparat pemerintah yang berusaha untuk menertibkan masyarakat di sana hanya akan menyerahkan kepala mereka untuk dipenggal. Masyarakat di sana memiliki ilmu dengan bermacam-macam keahlian, ada yang kebal senjata tajam, kebal senjata api, dan ada yang dapat berjalan di dinding, melingkar di tiang bahkan menghilang dan menggandakan dirinya.

    Orang-orang seperti di atas bukanlah seorang jawara yang biasa disebut-sebut oleh orang. Jawara bukanlah seseorang yang memiliki ilmu tinggi yang kebal senjata,  yang dapat membunuh kapan dan dimana saja dan mencari uang dengan menakut-nakuti masyarakat yang lain.

    Menurut kamus Bahasa Indonesia, jawara adalah pendekar; jagoan2. Dan bila kita mencari arti kata pendekar adalah orang yg pandai bersilat (bermain pedang dsb) dan orang yg gagah berani (suka membela yg lemah dsb); pahlawan;2.
    Yaa.., Pendekar menurut di Banten adalah seorang ahli ibadah dan taat kepada perintah Allah yang pandai bersilat. Menjadi jawara itu tidaklah mudah dan akan panjang dijabarkan disini, Insya Allah dilain waktu akan aku coba untuk menjelaskan yang dimaksud jawara.

    Alhamdulillah di pelosok-pedalaman Padarincang, Abi menemukan beberapa jawara yang kemudian patuh akan perintah Abi.
    Dibangunlah masjid oleh Abi yang jumlahnya sudah tidak terhitung sekarang, dihidupkan kembali pengajian-pengajian, dan diberantas hal-hal yang musyrik kepada Allah.

    Berpuluh-puluh tahun Abi dengan harta dan jiwa-nya berusaha menegakkan kalimat
    Dan ingin meng-Islam-kan bumi Padarincang dan Banten secara utuh, hingga akhir hayatnya.

    Kemudian kisah ini bermula dari sebuah desa bernama Kp. Barengkok - Padarincang Serang - Banten. Datanglah  4 orang misionaris1 yang telah ditugaskan untuk menyerukan ajarannya di daerah Padarincang. Dengan penuh keyakinan dan tekad yang tulus mereka membantu para penduduk dari setiap masalah di sana. Mereka tidak meminta bayaran untuk setiap uang dan keringat mereka, karena bagi mereka cukup dengan menyebarkan benih kebaikan yang akan dibayar dengan pergantian keyakinan dan menjadi bagian dari agama yang mereka junjung saat itu.

    Sampailah mereka di sebuah saung dengan pemandangan yang indah, balong-balong yang besar dan luas, air yang melimpah yang disekelilingnya kebun tanaman berbagai macam buah-buahan.

    Dengan ramah pemilik saung tersebut mempersilahkan untuk mereka masuk ke saung dan menikmati pemandangan sepuas-puasnya. Disuguhinya mereka dengan pisang dan singkong goreng juga teh dingin.

    Setelah cukup lama, mulailah obroloan dengan pemilik tempat tersebut yang biasa dipanggil Abi. Obrolan sederhana di saung tersebut meninggalkan kesan yang mendalam, sehingga hampir setiap hari 4 orang misionaris tersebut datang dan meminta kepada Abi untuk melanjutkan obrolan mereka hingga bertahap ke arah dialog dan diskusi.

    Entah magnet apa yang membawa 4 misionaris ini untuk kembali terus kepada Abi. Pengakuan mereka adalah, "kami belum pernah bertemu  dengan orang seperti Abi." dan mereka terkejut dapat menemukan orang seperti Abi di pelosok pedalaman seperti Barengkok itu.

    Awal pengakuan keilmuan Abi oleh mereka tidaklah membuat mereka gentar untuk mengajak Abi kepada agama mereka. Pada saat itu bagi mereka, akan sangat disayangkan apabila seorang manusia dengan kapasitas ilmu yang begitu tinggi seperti Abi dibiarkan dan tidak diselamatkan.

    Setelah kesekian hari, mulailah mereka memasukkan doktrin-doktrin mereka. Mulai dari diskusi hingga debat yang berakhir dengan dipatahkannya setiap argumen mereka oleh Abi tanpa menggunakan satu ayat al-Qur'an-pun.

    Hingga di satu hari yang cerah, puncak kesabaran mereka habis. Mereka yang selalu kalah argumen, akhirnya menyatakan suatu pernyataan yang penuh dengan keputus-asa-an, "Abi.., apabila Tuhan Abi itu hebat dan berkuasa, bolehlah kami meminta bukti kepada-Nya untuk menunjukkan satu saja kehebatan-Nya!?". Dengan raut wajah penasaran Abi-pun bertanya apa maksud mereka? Dengan tegas mereka menyatakan,"Jika memang Tuhan Abi itu hebat, kami ingin melihat ikan di dalam buah kelapa!" kemudian lanjut mereka, "Jika kami melihat sendiri kekuasaan Tuhan Abi, maka kami akan menyatakan syahadat saat ini sekarang juga!!"

    Abi menghirup nafas panjang dan dengan bijak beliau berkata, "Kita akan membuka buah kelapa tersebut, tapi bukan untuk membuktikan kekuasaan Allah. Karena Allah bukanlah tukang sulap ataupun tukang sihir, Allah bukanlah budak yang kita suruh-suruh untuk mengabulkan setiap keinginan kita, dan Allah bukanlah surat jaminan yang kita gunakan untuk meyakinkan diri kita dari suatu keraguan. Tapi Allah adalah Zat yang menciptakan kita dengan formula yang tepat dan diutusnya kita ke bumi ini adalah untuk beribadah mencari Ridho-Nya dengan tidak meminta imbalan kepada-Nya. Karena dengan ketaatan kita kepada perintah-Nya dan menjauhkan diri kita dari segala larangan-Nya akan menentukan tempat kita nantinya setelah tugas di dunia ini selesai, yaitu dijemput oleh kematian. Hak Allah untuk menempatkan kita di Surga-Nya atau di Neraka-Nya sesuai dengan ketaatan dan kepatuhan kita kepada segala ketentuan Allah. Karenanya, apabila buah kelapa ini kita buka dan ternyata di dalamnya tidak terdapat ikan bukanlah karena Allah tidak berkuasa, akan tetapi karena pada fitrahnya ikan bukanlah di dalam buah kelapa, tapi pada kolam atau lautan. Dan apabila kita buka buah kelapa ini dan ternyata di dalamnya ada ikan, itu berarti Allah menunjukkan bukti kekuasaan-Nya atas izin dan kehendak-Nya. Karena sebenarnya untuk membuktikan kekuasaan Allah sangatlah banyak. Salah satu bukti kekuasaan Allah adalah dengan kita diberikan mata dengan penglihatan, cara melihat dan apa yang dilihat adalah bukti kekuasaan Allah. Karena kita tidak akan pernah mampu membuat satu mata-pun dan apa yang dilihat".

    Setelah itu, Abi mengambil buah kelapa itu. Dengan disertai bismillah, Abi membuka buah kelapa tersebut dengan satu kali tebasan golok.
    Subhanallah! Ternyata Allah mengizinkan ikan mas berada di dalam kelapa tersebut. Allahu Akbar!!

    Pada saat itulah 4 orang misionaris tersebut dengan yakin menyatakan diri masuk Islam dan bersyahadat.

    Kini, 4 orang misionaris tersebut telah mendahului kita menghadap Allah, dibunuh karena telah diketahui oleh pemimpin mereka, bahwa mereka telah memeluk agama Islam..

    Kisah ini diceritakan kepada saya dan teman-teman saya beberapa hari sebelum mereka disiksa dan ditembak mati..

    Ya Allah…
    Semoga mereka menjadi para Mujahid
    Yang tidak pernah kita kenal nama-nya
    Namun Engkau hadiahkan mereka
    Mati kesyahidan dengan memegang teguh
    Ke-Islaman dan keyakinan terhadap-Mu ya Allah


Ini salah satu berita tentang Padarincang saat ini, silahkan asumsikan sendiri, seperti apa di sana..


Unknown

Author

Seorang istri dan ibu untuk kedua anaknya, Muhammad Alif Arzady Soenendar dan Muhammad Irfan Arzady Soenendar. Yang sedang belajar untuk menjadi istri dan ibu yang terbaik bagi mereka, dengan tujuan mendapatkan ridho Allah semata.

0 komentar:

Post a Comment