Cerita ini sudah
lama aku dengar, mungkin di tahun 90-an.
Kisah yang
diceritakan ulang kepada ku oleh seorang mantan misionaris yang Insya Allah
seorang Mujahid. Aamiin….
Sekitar tahun 70-an Abi menginjakkan kaki-nya di tanah Padarincang dengan niat
Sekitar tahun 70-an Abi menginjakkan kaki-nya di tanah Padarincang dengan niat
Dakwah yang
bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis
aqidah, syari'at dan akhlak Islam.
Alhamdulillah dengan bantuan Allah, Abi dapat menaklukkan para
petinggi-petinggi ilmu di sana. Dan mulailah berkembang agama Islam di sana.
Sebelum Abi
datang ke Padarincang, yang adalah sebuah desa penuh dengan hal-hal di luar
akal manusia. Sebuah desa yang jauh dari agama dan moral. Mereka merayakan
kurban binatang di atas kuburan, yang kemudian akan dipersembahkan. Pada saat
pergi ke hutan atau kebun masyarakat, berserakan tengkorak bahkan mayat yang
baru. Karena setiap masalah yang sepele-pun mereka selesaikan dengan golok,
hidup dan mati. Bagi yang hidup walaupun salah maka akan dibenarkan, dan bagi
yang kalah sekalipun benar maka nyawanya tidak berharga, akan tergeletak
begitu saja dihutan dan ditempat lainnya. Masyarakat di sana bisa dibilang
kebal hukum, karena banyak juga para aparat pemerintah yang berusaha untuk
menertibkan masyarakat di sana hanya akan menyerahkan kepala mereka untuk
dipenggal. Masyarakat di sana memiliki ilmu dengan bermacam-macam keahlian,
ada yang kebal senjata tajam, kebal senjata api, dan ada yang dapat berjalan
di dinding, melingkar di tiang bahkan menghilang dan menggandakan dirinya.
Orang-orang
seperti di atas bukanlah seorang jawara yang biasa disebut-sebut oleh orang.
Jawara bukanlah seseorang yang memiliki ilmu tinggi yang kebal senjata, yang dapat membunuh kapan dan dimana saja
dan mencari uang dengan menakut-nakuti masyarakat yang lain.
Menurut kamus
Bahasa Indonesia, jawara adalah pendekar; jagoan2. Dan bila kita mencari arti
kata pendekar adalah orang yg pandai bersilat (bermain pedang dsb) dan orang
yg gagah berani (suka membela yg lemah dsb); pahlawan;2.
Yaa.., Pendekar
menurut di Banten adalah seorang ahli ibadah dan taat kepada perintah Allah
yang pandai bersilat. Menjadi jawara itu tidaklah mudah dan akan panjang
dijabarkan disini, Insya Allah dilain waktu akan aku coba untuk menjelaskan
yang dimaksud jawara.
Alhamdulillah di
pelosok-pedalaman Padarincang, Abi menemukan beberapa jawara yang kemudian
patuh akan perintah Abi.
Dibangunlah
masjid oleh Abi yang jumlahnya sudah tidak terhitung sekarang, dihidupkan
kembali pengajian-pengajian, dan diberantas hal-hal yang musyrik kepada Allah.
Berpuluh-puluh tahun Abi dengan harta dan jiwa-nya berusaha menegakkan kalimat
Kemudian kisah
ini bermula dari sebuah desa bernama Kp. Barengkok - Padarincang Serang -
Banten. Datanglah 4 orang misionaris1
yang telah ditugaskan untuk menyerukan ajarannya di daerah Padarincang. Dengan
penuh keyakinan dan tekad yang tulus mereka membantu para penduduk dari setiap
masalah di sana. Mereka tidak meminta bayaran untuk setiap uang dan keringat
mereka, karena bagi mereka cukup dengan menyebarkan benih kebaikan yang akan
dibayar dengan pergantian keyakinan dan menjadi bagian dari agama yang mereka
junjung saat itu.
Sampailah mereka
di sebuah saung dengan pemandangan yang indah, balong-balong yang besar dan
luas, air yang melimpah yang disekelilingnya kebun tanaman berbagai macam
buah-buahan.
Dengan ramah
pemilik saung tersebut mempersilahkan untuk mereka masuk ke saung dan
menikmati pemandangan sepuas-puasnya. Disuguhinya mereka dengan pisang dan
singkong goreng juga teh dingin.
Setelah cukup
lama, mulailah obroloan dengan pemilik tempat tersebut yang biasa dipanggil
Abi. Obrolan sederhana di saung tersebut meninggalkan kesan yang mendalam,
sehingga hampir setiap hari 4 orang misionaris tersebut datang dan meminta
kepada Abi untuk melanjutkan obrolan mereka hingga bertahap ke arah dialog dan
diskusi.
Entah magnet apa
yang membawa 4 misionaris ini untuk kembali terus kepada Abi. Pengakuan mereka
adalah, "kami belum pernah bertemu
dengan orang seperti Abi." dan mereka terkejut dapat menemukan
orang seperti Abi di pelosok pedalaman seperti Barengkok itu.
Awal pengakuan
keilmuan Abi oleh mereka tidaklah membuat mereka gentar untuk mengajak Abi
kepada agama mereka. Pada saat itu bagi mereka, akan sangat disayangkan
apabila seorang manusia dengan kapasitas ilmu yang begitu tinggi seperti Abi
dibiarkan dan tidak diselamatkan.
Setelah kesekian
hari, mulailah mereka memasukkan doktrin-doktrin mereka. Mulai dari diskusi
hingga debat yang berakhir dengan dipatahkannya setiap argumen mereka oleh Abi
tanpa menggunakan satu ayat al-Qur'an-pun.
Hingga di satu
hari yang cerah, puncak kesabaran mereka habis. Mereka yang selalu kalah
argumen, akhirnya menyatakan suatu pernyataan yang penuh dengan
keputus-asa-an, "Abi.., apabila Tuhan Abi itu hebat dan berkuasa,
bolehlah kami meminta bukti kepada-Nya untuk menunjukkan satu saja
kehebatan-Nya!?". Dengan raut wajah penasaran Abi-pun bertanya apa maksud
mereka? Dengan tegas mereka menyatakan,"Jika memang Tuhan Abi itu hebat,
kami ingin melihat ikan di dalam buah kelapa!" kemudian lanjut mereka,
"Jika kami melihat sendiri kekuasaan Tuhan Abi, maka kami akan menyatakan
syahadat saat ini sekarang juga!!"
Abi menghirup
nafas panjang dan dengan bijak beliau berkata, "Kita akan membuka buah
kelapa tersebut, tapi bukan untuk membuktikan kekuasaan Allah. Karena Allah
bukanlah tukang sulap ataupun tukang sihir, Allah bukanlah budak yang kita
suruh-suruh untuk mengabulkan setiap keinginan kita, dan Allah bukanlah surat
jaminan yang kita gunakan untuk meyakinkan diri kita dari suatu keraguan. Tapi
Allah adalah Zat yang menciptakan kita dengan formula yang tepat dan diutusnya
kita ke bumi ini adalah untuk beribadah mencari Ridho-Nya dengan tidak meminta
imbalan kepada-Nya. Karena dengan ketaatan kita kepada perintah-Nya dan
menjauhkan diri kita dari segala larangan-Nya akan menentukan tempat kita
nantinya setelah tugas di dunia ini selesai, yaitu dijemput oleh kematian. Hak
Allah untuk menempatkan kita di Surga-Nya atau di Neraka-Nya sesuai dengan
ketaatan dan kepatuhan kita kepada segala ketentuan Allah. Karenanya, apabila
buah kelapa ini kita buka dan ternyata di dalamnya tidak terdapat ikan
bukanlah karena Allah tidak berkuasa, akan tetapi karena pada fitrahnya ikan
bukanlah di dalam buah kelapa, tapi pada kolam atau lautan. Dan apabila kita
buka buah kelapa ini dan ternyata di dalamnya ada ikan, itu berarti
Allah menunjukkan bukti kekuasaan-Nya atas izin dan kehendak-Nya. Karena sebenarnya untuk membuktikan kekuasaan Allah sangatlah banyak. Salah satu bukti kekuasaan Allah adalah dengan kita
diberikan mata dengan penglihatan, cara melihat dan apa yang dilihat adalah
bukti kekuasaan Allah. Karena kita tidak akan pernah mampu membuat satu
mata-pun dan apa yang dilihat".
Setelah itu, Abi
mengambil buah kelapa itu. Dengan disertai bismillah, Abi membuka buah kelapa
tersebut dengan satu kali tebasan golok.
Subhanallah!
Ternyata Allah mengizinkan ikan mas berada di dalam kelapa tersebut. Allahu
Akbar!!
Pada saat itulah
4 orang misionaris tersebut dengan yakin menyatakan diri masuk Islam dan
bersyahadat.
Kini, 4 orang
misionaris tersebut telah mendahului kita menghadap Allah, dibunuh karena
telah diketahui oleh pemimpin mereka, bahwa mereka telah memeluk agama Islam..
Kisah ini
diceritakan kepada saya dan teman-teman saya beberapa hari sebelum mereka
disiksa dan ditembak mati..
Ya Allah…
Semoga mereka
menjadi para Mujahid
Yang tidak
pernah kita kenal nama-nya
Namun Engkau
hadiahkan mereka
Mati kesyahidan
dengan memegang teguh
Ke-Islaman dan
keyakinan terhadap-Mu ya Allah
Catatan kaki :
2 Kamus besar
bahas Indonesia 3
Ini salah satu
berita tentang Padarincang saat ini, silahkan asumsikan sendiri, seperti apa di
sana..
0 komentar:
Post a Comment