IMAM HUSAIN SANG INSPIRATOR PERJUANGAN

by 4:56 pm 0 komentar

Ketika Baginda Rasulullah SAW mendengar kabar kelahiran cucunya dari putri  kesayangannya, Fatimah Az-zahra, beliau langsung bergegas datang menengok dan mengucapkan selamat pada putri dan menantunya. Saat itu, sepertinya tidak ada kebahagiaan lain yang bisa menandingi kebahagiaan Baginda Rasulullah mendapatkan seorang cucu kesayangan. Beliau langsung melafalkan azan pada telinga kanannya dan iqamah pada telinga kirinya, lalu memberi nama cucunya tersebut dengan nama yang sangat indah, Husain.

Seminggu setelah itu, Baginda Rasul menyembelih kambing aqikah dan membagikannya kepada para fakir miskin.  Kecintaan Baginda Rasul kepada cucunya, Husain, selanjutnya terekspresi dalam kehidupan Husain kecil. Sebelum diasuh oleh Ayahandanya sendiri, Husain hidup dalam asuhan Kakeknya selama lebih kurang enam tahun. Husain kecil tumbuh dalam cinta dan kasih sayang dari seorang yang paling dicintai Allah, Muhammad Rasulullah. Saking cintanya pada Husain, pernah dalam suatu sholat, Baginda lama bangun dari sujudnya karena ada cucunya sedang bermain di atas punggungnya, Baginda tidak mau kalau ia bangun cucunya akan terjatuh.

Sungguh, Husain adalah cucu kesayangan yang menjadi tumpuan harapan Baginda sebagai penerus perjuangannya pembela mustadh’afien! Dan benar, sepeninggal Rasullullah SAW, Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib lah sosok yang menjadi simbol dan inspirasi bagi ummat manusia yang mencintai kebenaran dan keadilan dalam melakukan perlawanan terhadap penguasa lalim. Baginya kemerdekaan dan kebahagiaan tidak musti dicapai dengan kekuasaan dan kelimpahan harta, melainkan dengan kepasrahan dan kecintaan pada Khaliqnya. Imam Husain berkata: "Sesungguhnya ada sebagian orang yang beribadah kepada Allah karena mengharap rahmat Allah, dan yang demikian itu adalah ibadah pedagang. Ada pula yang menyembah Allah karena takut akan siksa-Nya, dan yang demikian itu adalah ibadah para budak. Dan ada pula yang beribadah kepada Allah karena berterima kasih/bersyukur kepada-Nya, dan yang demikian itu adalah ibadah orang merdeka, dan inilah ibadah yang paling utama."

Dalam membela kaum mustadh’afien, selain melakukan perlawanan dengan menolak melegitimasi penguasa dzalim, Sang Imam juga rela mengorbankan harta, keluarga, dan bahkan darahnya sendiri untuk menjadi martir perlawanan. Dalam usia 57 tahun, di sebuah padang tandus bumi Karbala, Imam Husain gugur sebagai syahid dalam sebuah pertempuran yang tidak seimbang melawan khalifah biadab, Yazid bin Muawiyah. Beliaulah Sayyidus Syuhada, sang pemimpin bagi para syahid dan para mujahid.

Sungguh, membaca sejarah Imam Husain adalah membaca fase demi fase perjalanan seorang ksatria sejati, yang meskipun sudah tahu telah dikhianati oleh 15 ribu lebih para pengikutnya, beliau tetap maju berperang melawan tentara bejat, Ibnu Ziyad. Sang Imam tahu bahwa dirinya dikhianati, Sang Imam tahu bahwa dirinya akan dikorbankan, Sang Imam tahu bahwa ia akan dipenggal kepalanya untuk tumbal penguasa zalim, tapi Sang Imam tak bergeming: TERUS MELAWAN dan MELAWAN. Ia melawan karena hanya dengan itu Islam akan bangkit. Ia terus melawan karena ia tahu bahwa kebenaran dan keadilan musti ditegakkan. Ia terus melawan karena dunia bukanlah tujuan. Ia terus melawan karena akhirat adalah tujuan, dan nyawa hanyalah titipan.

Wahai kalian para pecinta keadilan dan kebenaran, bacalah sejarah Imam Husain. Bacalah sejarah tentang peristiwa Karbala . Maka kalian akan temukan ruh dari pejuangan sejati dan buah dari kecintaan pada Allah dan Rasul. Kalian akan temukan bahwa kebenaran harus dibela, keadilan harus ditegakkan dan penguasa yang lalim harus di lawan. camkan kata-kata Sang Imam berikut ini: "Aku tidak melihat kematian melainkan kebahagiaan, sedang hidup bersama orang-orang zalim adalah kehinaan."

*Untuk membangkitkan semangat 10 Muharram
 bukan hanya dengan tangis dan sesal
 Tapi dengan nyata mengimplementasikan 
 Semangat Jihad dalam diri..

Unknown

Author

Seorang istri dan ibu untuk kedua anaknya, Muhammad Alif Arzady Soenendar dan Muhammad Irfan Arzady Soenendar. Yang sedang belajar untuk menjadi istri dan ibu yang terbaik bagi mereka, dengan tujuan mendapatkan ridho Allah semata.

0 komentar:

Post a Comment