*Alif dengan puasa-nya*

by 9:35 pm 0 komentar
Pada puasa tahun ini, aku banyak belajar dari Alif anakku.. Dimana aku harus mengajarkan Alif berpuasa.. Entah berapa banyak referensi yang aku baca, baik di google maupun ketika kami berkunjung ke Gramedia untuk sekedar ikut baca sambil nunggu film di bioskop dimulai.. Hehehe...

Aku menyadari dari awal agar tidak memaksakan alif untuk berpuasa.. aku khawatir dia akan trauma dan tidak mau lagi untuk berpuasa atau berbohong pura-pura berpuasa karena tidak kuat menahan lapar dan haus. Tapi aku juga tidak mungkin membiarkan dia seenaknya berbuka?! Karena itu aku mencari berbagai referensi untuk mendidik berpuasa yang baik. Walaupun pada prosesnya aku random dalam mengajarkan puasa kepada Alif, tapi aku anggap cukup berhasil juga!


Ini beberapa langkah yang aku lakukan kepada Alif :
1.      Menjadikan penjelasan arti dan fungsi puasa sebagai obrolan ringan. Alif selalu membawa oleh-oleh berita dari sekolahnya, nah aku tunggu dia membahas tentang puasa yang diberitahukan oleh ibu guru-nya. Lalu kami bahas seperti mengobrol dan sebisa mungkin bahasa aku bukan menjelaskan, tapi kubuat agar seakan-akan dia yang memberitahukan aku. aku beri pancingan2 kecil yang mudah untuk dia tanggapi.
2.      Mempergunakan rasa empatinya. Aku pernah baca, bahwa ternyata anak-anak rasa empati-nya lebih besar daripada orang dewasa. Nah, aku coba dengan cara ini, saat aku berjalan-jalan dengan dia, kemudian melihat pengemis misalnya, maka aku akan sedikit mendramatisir cerita tentang pengemis, dan kita berpuasa agar dapat merasakan penderitaan mereka. teryata ini sangat membantu ketika baru jam 7 dia sudah mengeluh lapar, maka aku akan langsung mengingatkan kepada pembahasan tentang pengemis tsb. dengan begitu akan lebih mudah untuk membuat dia bertahan beberapa jam kemudian tanpa terpaksa! Horeee..Hihihi..
3.      Selain mempergunakan rasa empati dia, akupun berusaha untuk berempati kepada Alif yang sedang belajar berpuasa. Berkali-kali aku akan memaksanya untuk berbuka dengan menjelaskan bahwa aku mengerti akan penderitaannya sulit menahan lapar dan haus karena masih kecil. Namun semakin dimengerti, dia semakin semangat sampai batas akhir dia sudah tidak tahan lagi.
4.     Memberikan penegasan yang jelas tentang kemampuan seseorang untuk berpuasa. Menjelaskan mengapa anak2, orang yang sudah tua, orang sakit, wanita hamil diperbolehkan tidak berpuasa? yang berujung membentuk pola pikir Alif bahwa semua ini karena kecintaan Allah kepada kita semua sehingga diberikan keringan dalam beribadah. Sehingga pelan-pelan dia berfikir beribadah itu harus tapi mudah.
5.      Perhatikan selalu kondisi anak, aku selalu bertanya dan mencari referensi tentang kondisi dehidrasi dan lemas karena lapar. Jangan sampai itu terjadi kepada anak kita. Dan akupun menjelaskan beberapa kondisi dimana dia harus buka, dengan begitu akan membuat Alif dapat mengukur kemampuan dirinya dalam berpuasa. Sampai sebatas mana dia mampu? dan Alhamdulillah dia 3x berpuasa full tanpa mengeluh. Hebat!!
Ternyata, bukan saja Alif yang kuajarkan berpuasa. Tanpa sadar aku pun jadi semakin mendalami arti puasa, belajar berempati, dan sabar.

"Kita harus banyak belajar dari anak-anak bagaimana mereka dengan sabar menahan sakit dan hawa nafsunya"

Umiku mengatakan, "Mengajarkan anak berpuasa itu, bukanlah untuk mengukur seberapa kuat dia berpuasa. Tetapi untuk mengantarkan seorang anak, dimana pada saat dia wajib berpuasa, dia berpuasa karena kecintaannya kepada Allah SWT"

Awal mendengarnya, beraaat rasanya... tapi Insya Allah semua itu akan mudah apabila niat kita beribadah dan kecintaan kita kepada anak. Subhanallah.. ^_^



Unknown

Author

Seorang istri dan ibu untuk kedua anaknya, Muhammad Alif Arzady Soenendar dan Muhammad Irfan Arzady Soenendar. Yang sedang belajar untuk menjadi istri dan ibu yang terbaik bagi mereka, dengan tujuan mendapatkan ridho Allah semata.

0 komentar:

Post a Comment