*CRY & COURAGE WITH 'Dengue fever'*

by 9:05 pm 0 komentar
Sudah hampir 10 tahun aku tidak pernah masuk Rumah Sakit..
Tahun 1995 sd 2002 aku keluar masuk RS karena penyakit lambung alias Maag..
semenjak aku rajin makan, alhamdulillah aku tidak terkena maag lagi.
dan terpenting, setiap kumat aku selalu mengobati-nya dengan obat tradisional dari umi-ku,
yaitu kunyit yang diembunkan.. #click here for those who want to know

Setelah rajin minum obat tradisional tsb, aku menyatakan diriku sendiri sembuh. hehe
alasannya, aku bebas makan yg spicy bahkan levelnya selalu bertambah.. *hoho.. jangan di follow yaa... heu


Nah, kemaren aku masuk RS selama 3 hari, di diagnosa Demam Berdarah.. :(
aku kurang faham terhadap penyakit tsb, karenanya aku tanya mbah google, dan ada beberapa sumber yang aku baca :

  • http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah
  • http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_444/Flash/dbd.swf
  • http://www.tribunnews.com/2012/06/18/dispenser-tempat-bertelur-nyamuk-demam-berdarah

Selain semakin faham akan penyakit aku, ternyata aku juga menjadi ketakutan karena aku takut Trombosit aku menurun, pendarahan dan meninggal.
Di hari kedua aku sempat sendirian di kamar pasien. Saat itu, terasa mual, nyeri di dada dan perutku. aku pun merasa pusing, dan gelisah. Air matapun tak terbendung lagi, aku sesenggukan menangis..

Tapi, setelah itu aku menelpon umi dan langsung lega mendengar do'a dan support beliau..
aku pun menjadi semakin semangat makan, minum dan istirahat.

Lebih baik menahan mual saat makan daripada mati
Lebih baik perut kembung kebanyakan minum daripada mati
dan Lebih baik kepala pusing keseringan tidur daripada mati

Wise-nya, aku menangis sepuasnya, dan menjadikan ketakutan aku sebuah keberanian mengambil sikap yang tepat tanpa harus dorongan orang lain.. dan aku bisa keluar dari RS dengan cepat..

soo......

ujung kesedihan adalah kebahagiaan..
Menangis-lah dengan puas walaupun untuk hal sepele..
karena kita akan menjadi lebih courage melakukan hal yang besar..

Unknown

Author

Seorang istri dan ibu untuk kedua anaknya, Muhammad Alif Arzady Soenendar dan Muhammad Irfan Arzady Soenendar. Yang sedang belajar untuk menjadi istri dan ibu yang terbaik bagi mereka, dengan tujuan mendapatkan ridho Allah semata.

0 komentar:

Post a Comment