Metodologi pembelajaran Islam

by 10:10 pm 0 komentar


Dilatarbelakangi dari rasa jenuh dan kurang maksimal dalam menyerap pembelajaran pada setiap pengajian rutin. Terbentuklah wacana ringan untuk membuat sistem belajar yang lebih efektif yang dapat dengan mudah diserap dengan pikiran dan hati.

Menurut hemat kami, faktor yang menyebabkan lemahnya metode-metode pendidikan, khususnya pelajaran agama dalam berbagai jenjang pendidikan dalam sistem pengajaran kita, juga masalah yang berkait dengan metode pendidikan khusus dalam masalah-masalah yang berkait dengan ilmu alam dan ilmu pasti, adalah tidak tersusun dan tersajinya hal itu dalam sebuah metode pemikiran yang khas. Mungkin hal itu disebabkan lantaran tidak adanya hubungan logis yang selaras antara jenis pemikiran yang disajikan kepada siswa dalam ilmu alam, hal-hal yang diperoleh dan ditanamkan kepada individu sekaitan dengan corak kepribadian, serta pembahasan agama, akidah, dan pendidikan.

Di saat, (kita mengetahui bahwa) pendidikan manusia dalam pandangan Islam, sebagaimana dikatakan oleh Imam Khomeini, adalah tugas paling penting para nabi. Sesungguhnya, petunjuk bagi manusia yang berada di balik falsafah pengutusan para nabi, diturunkannya wahyu dan kitab-kitab suci, bukan untuk memenuhi kebutuhan sekunder manusia. Namun, pendidikan dan petunjuk yang benar adalah lahan untuk mewujudkan aspek kemanusiaan manusia.

Pendidikan yang benar adalah pendidikan yang mengembangkan kekuatan hakiki manusia  dalam berbagai sendi (kehidupannya) serta mendorong manusia untuk melakukan aktivitasnya. Pendidikan adalah sumber peradaban yang sebenarnya. Jika masyarakat mengutamakan tatanan ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang tidak agamis dan tidak berketuhanan, maka tiada jalan baginya kecuali hanya untuk menghimpun, meniru, dan meminjam semata. Meski ditampakkan sebagai metode-metode pendidikan yang paling tinggi, ia takkan dapat mewujudkan peradaban dimaksud.

Dengan adanya pemikiran di atas mendorong kami untuk menyusun sebuah metode pembelajaran yang dirasa dapat mewakili kelemahan pendidikan umat islam saat ini.

Secara umum metodologi pembelajaran Islam yang sering dijumpai di Pesantren adalah sebagai berikut :
1. Syari'at
2. Tarikat
3. Hakikat
4. Ma'rifat

Sedangkan Metodologi pembelajaran yang tepat menurut ikhtiar kami adalah sebagai berikut :
1. Tauhid (Ma'rifat)
Sesuai dengan QS. An-Nahl 16;125 : "serulah (manusia) kepada Rob-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berbantah-bantahanlah dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rob-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

Awal kalimat, " serulah kepada Rob-mu..." dicontohkan oleh para utusan Allah, Nabi dan Rosulnya, dengan menyerukan kepada ummatnya untuk menyembah Allah dan menunjukkan kekuasaan Allah. Setelah beriman barulah mereka akan dibina dan dididik untuk menjadi manusia yang sempurna.

Imam Abu Ja'far a.s bersabda, "wahai anakku! Ketahuilah bahwasanya derajat pengikut kita akan sesuai dengan kadar ma'rifat mereka karena aku pernah melihat di dalam Mushaf Ali tertulis bahwa nilai kesempurnaan seseorang ditentukan oleh kadar ma'rifatnya" (Ma'ani al- Akhbar)
Sesuai dengan ayat yanga mengatakan, ".....Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu....". (QS. Al-Hujurat ;13)

Firman Allah dalam hadits qudsi, "Aku ibarat harta yang terpendam, maka Aku senang untuk diketahui. Oleh karena itu, Kuciptakan makhluk agar diriku diketahui". (Bihar al-Anwar).

Dengan mempelajari ilmu ma'rifat terlebih dahulu maka akan menjauhkan diri kepada taqlid, yaitu mengikuti ucapan seseorang (ulama, guru, dll) tanpa landasan argumen.

Dan saat ini sebagai umat Islam kita harus mengaca kepada keberhasilan Negara Islam Iran. Sesungguhnya faktor yang menyebabkan suksesnya Imam Khomeini dalam gerak kebangkitan dan revolusinya adalah pengaruh yang dapat mengubah budaya dan aspek sosial bangsa Iran, atau bahkan dalam pelbagai masyarakat Islam. Ini terjadi karena Imam Khomeini melangkah dengan sistem akidah dan pemikiran yang jelas serta berpegang teguh padanya, baik dalam seluruh perkataan, perbuatan, analisis, maupun pengajarannya.

Sekaitan dengan ilmu ketuhanan, Imam Khomeini mengatakan bahwa ilmu akhlak dan tauhid yang tidak disertai dengan pendidikan yang benar dan pembersihan jiwa, akan menjadi sarana dalam melayani para diktator. Dan, setelah itu, ia akan melahirkan pelbagai derita, kesusahan, dan ketertindasan, seperti yang kita saksikan sekarang ini dalam masyarakat industri dan kapitalis, bahkan juga dalam masyarakat komunis.

Imam Khomeini berulang kali mengatakan, "Dunia  berada di hadapan Allah." Sehingga, iman kepada Allah dan pandangan-dunia yang terpancar darinya serta kemampuan dalam mendidik manusia adalah hal yang sama. Selama gambaran tentang tauhid jauh dari kehidupan manusia, maka kebahagiaan, ketenangan hakiki, dan peradaban nyata akan sulit dicapai.

Ini menegaskan betapa pentingnya Aqidah bagi umat Islam. Dengan Aqidah yang kuat maka manusia tidak akan mudah melakukan hal yang sia-sia dalam hidupnya.
Bagaimana kita dapat yakin terhadap Allah, beribadah kepada-Nya, dan berjuang untuk-Nya, apabila kita tidak mengenal-Nya?

Imam Ali a.s. Dalam Nahjul Balaghah membuka khutbah pertamanya dengan ucapan, "Awal agama adalah mengenal-Nya". Maka awal pengetahuan seorang hamba adalah tentang penciptanya yang melahirkan keyakinan. Ia tidak dapat mencapai suatu keyakinan tanpa pengetahuan. Karena bagaimana mungkin kita akan beribadah kepada Zat yang tidak kita kenal.

2. Tarikh
Tarikh merupakan kumpulan hadis. Dari hadis, orang-orang yang saleh mengambil sunah yang dijadikan rujukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan merujuk kepada tarikh, kaum muslim menjalankan ibadahnya, mengembangkan akhlaknya, merencanakan perjuangannya, mengarahkan misi dan menetapkan tujuan hidupnya.

Tarikh juga diartikan sebagai Sejarah  yang berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang berarti pohon. Kata ini memberikan gambaran pendekatan ilmu sejarah yang lebih analogis karena memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan “pohon” yang tumbuh dari biji yang kecil menjadi pohon yang rindang dan berkesinambungan.
Dan 2/3  isi al-Qur'an-pun adalah sejarah, karena selain penyempurna kitab-kitab sebelumnya, al-Qur'an juga dapat meluruskan sejarah. Terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut.

Secara tersirat pada QS. An-Nahl 16;125 terkandung 3 metode pembelajaran, yaitu :
1. Hikmah adalah kata benda yang memiliki beberapa arti, yaitu kebijaksanaan dari Allah, sakti atau kesaktian (kekuatan ghaib), makna yang dalam, dan manfaat.
Banyak sekali pengertian al-Hikmah menurut para ulama tafsir, dalam kamus bahasa arab arti al-hikmah diantaranya adalah, kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-Qur'an. Ibnu Zaid memaknai, "cendekia dalam memahami agama". Malik bin Anas," pengetahuan dan pemahaman yang dalam terhadap agama Allah, lalu mengikuti ajarannya." dan menurut ibnul Qasim pun sama dengan Malik bin Anas, hanya menambahkan, "........, dan mengamalkannya."
Imam at-Thabari rahimahullah menambahkan, " makna yang tepat adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah yang tidak bisa dipahaminya kecuali melalui penjelasan Rasulullah."

2. Mau'idhah hasanah adalah nasehat dan pengajaran dengan disertai contoh-contoh yang baik.

3. Mujadalah adalah perdebatan yang dilakukan dengan cara yang baik, yakni dengan menggunakan dalil-dalil yang rasional.

Sesuai dengan ayat di atas, kedudukan Tarikh bersamaan dengan kita mengenal Allah. Dapat ditempatkan sejajar ataupun setelahnya, tapi tidak sebelumnya. Karenanya kami menempatkan Ilmu Tarikh setelah Ilmu Tauhid.

Dengan demikian diharapkan setelah meyakini akan penciptanya, maka manusia akan mengerti tujuan diciptakannya.

3. U'lumul al-Qur'an
Al-qur’an adalah kalammullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad lewat perantara malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah, akhlak, mu’amalah dan sebagainya.
Menurut terminologi terdapat berbagai definisi yang dimaksud dengan ulumul Qur’an diantara lain :
a. Assuyuthi ra. dalam kitab Itmamu al-Dirayah mengatakan :
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunnya, sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.

b.  Al-Zarqany ra. memberikan definisi sebagai berikut:
“Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an Al-Karim dari segi turunya, urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, penafsirannya, kemu’jizatannya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan sebagainya”.
ketika kita membahas tujuan dan metode pendidikan, maka kita harus melihat hubungan antara metode-metode tersebut dengan tujuan-tujuannya, serta hubungan antara tujuan-tujuan tersebut dengan pandangan-dunia seseorang.

Sehingga Ulum alQuran adalah landasan dan penunjang keimanan dan penemuan jati diri kita sebagai muslim.
Sesuai dengan firman Allah :
“.. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”(TQS An-Nahl: 89)

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami[546]; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (TQS.Al-A’raf 52)

4. U'lumul al-Hadits
Menurut ulama mutaqaddimin, ulumul hadits ialah:
Ilmu yang membahas tatacara persambungan hadits sampai Rasulullah saw dari seluk-beluk para perawinya, kedhabithan dan keadilan dan dari bersambung tidaknya mata rantai sanad.

Contoh yang paling sempurna untuk kita teladani untuk menjadi muslim sejati adalah Rosulullah SAW. Karena Rasulullah saw. adalah Al-Mushthafa, manusia pilihan yang disucikan. Dibandingkan dengan semua nabi dan pendiri agama lainnya, pencatatan kehidupan Nabi Muhammad saw. adalah yang paling lengkap dan paling terperinci.
Sayangnya, dalam perkembangan zaman, orang-orang yang tidak bertanggung jawab telah memasukkan hal-hal yang tidak pantas ada pada diri Rasulullah ke dalam hadis. Berita-berita dusta dinisbatkan kepada Rasulullah saw. Orang awam yang saleh menganggap berita dusta itu hadis dan mereka beragama berdasarkan hadis yang dipercayainya. Untungnya, sepanjang sejarah muncul para ulama yang mengkritisi hadis dan tarikh Rasulullah saw., kadang-kadang dengan risiko dianggap mengingkari sunah Rasul.

Karenanya mempelajari Ulumul al Hadits agar kita tidak terjebak dalam perilaku yang tidak sesuai sebagai seorang muslim.

5. Fiqih
Ushul fiqih (bahasa Arab:
أصول الفقه) adalah ilmu hukum dalam Islam yang mempelajari kaidah-kaidah, teori-teori dan sumber-sumber secara terinci dalam rangka menghasilkan hukum Islam yang diambil dari sumber-sumber tersebut.
Sehingga bisa dinyatakan fiqih adalah produk yang dihasilkan dari ijtihad para ulama untuk menjawab tantangan dan masalah-masalah yang mungkin belum ada pada abad pertengahan.


Ini adalah sumbangsih penulis dalam penyusunan Dirasah Islamiyah :
1. Basic Islam / dasar-dasar Islam, membahas tentang cara ibadah ritual, seperti wudhu, mandi, wirid sedudah sholat wajib, shalat-shalat nawafil, hajji, do'a-do'a dan pengurusan jenazah, termasuk marhaba (membaca al-barzanzi) dan membaca doa tahlil, tahmid dan tasbih.

2. Ulum al-Qur'an, membahas pengantar Ulum al-Qur'an, wahyu, nuzul al-Qur'an, rasm Utsmani, surat, ayat, nasikh-mansukh, i'jaz al-Qur'an, istilah teknis Ulum al-Qur'an, tafsir, mufasir dsn karyanya.

3. Ulum al-Hadits, membahas pengantar Ulum al-Hadits, sejarah perkembangan tadwin al-Hadits, rawi, ilmu riwayat, ilmu sanad, jenis hadits, ilmu matan, kitab hadits,  dan bimbingan penelitian hadits.

4. Ushul al_fiqih, membahas pengantar Ushul al-fiqih, sejarah perkembangan ilmu Ushul al-fiqih, hokum syari'at, hokum wadh'i, hakim, Al-Qur'an, Al-sunnah, metode lafadz dari segi syumuliyah dan mengenal kaidah ushuliyah.

5. Fiqih Muqaran, membahas pengantar Fiqih Muqaran, tarikh tasyri', madzhab lima (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali, dan Ja'fari). Kajian tentang thaharah, wudhu dan tayamum, shalat, zakat, puasa, dan hajji menurut madzhab lima.

Pada fitrahnya manusia selalu haus akan ilmu dan kebenaran. Diharapkan dengan sistem ini maka kita akan menjadi muslim yang hakiki.

Perunutan metode tersebut dapat disimpulkan menjadi sebagai berikut:
"Dengan Ilmu Tauhid kita mengenal dan meyakini zat Allah. Dengan tarikh kita dapat menemukan jati diri yang dilandasi oleh alQuran, ditunjang oleh alHadits dan Fiqih sebagai alat untuk mengimplementasikannya."

Unknown

Author

Seorang istri dan ibu untuk kedua anaknya, Muhammad Alif Arzady Soenendar dan Muhammad Irfan Arzady Soenendar. Yang sedang belajar untuk menjadi istri dan ibu yang terbaik bagi mereka, dengan tujuan mendapatkan ridho Allah semata.

0 komentar:

Post a Comment