Omoni.., dipanggil Allah
Alif sekarang ini semangat sekali mengerjakan sholat. Dia yang belum wajib sholat, sudah mengerjakan sholat 5 waktu. Padahal dulu sulitnya bukan main! Klo belum aku bentak atau pelototin, dia tidak akan langsung ke kamar mandi untuk wudhu. Dia akan nangis dan memelas agar diperbolehkan untuk tidak sholat. Setelah dia mau sholatpun, aku dibuat kesal olehnya, Alif akan menangis tersedu-sedu dan malas-malasan saat sholat.
Aku berusaha mencari referensi dari berbagai sumber supaya Alif mau melakukan sholat dengan ikhlas. Setelah sekian banyak referensi yang aku baca, timbulah pertanyaan dalam diri aku,"Bagaimana Alif dapat sholat, mengaji dan beribadah yang lainnya, apabila dia tidak mengenal Rob-nya?!"
Akhirnya, aku tidak memaksa dia untuk sholat, mengaji dan lainnya. Tapi aku mulai untuk berdialog dengan bahasa sederhana yang dapat dicerna menggunakan akal/logikanya. Seperti,"Alif, bisa ngga bikin mata?" kemudian dengan polos dia menjawab, "Ini aku bisa!" sambil menggambar mata. Lalu aku jelaskan perlahan, "Bukan sayang, maksud omoni adaalah mata kita yang kita pakai untuk melihat." lalu aku menunjuk mataku dan mata Alif. Dengan cepat dia menjawab,"Ngga bisa!" dan balik bertanya kepadaku, " Klo Omoni bisa?". Tentu saja aku menjawab tidak. Dengan penasaran dia bertanya siapakah yang bisa? Aki? Nin? Umi? Abi? Adik-adikku dan semua keluarga dia sebut. Dengan sabar aku menjawab semua penasaran, dan tentu saja semua jawabannya sama, yaitu tidak bisa. Lalu dia bertanya, " "Trus siapa yang bisa Omoni?" . "Allah Nak.." jawabku singkat. Seperti diingatkan dia langsung merespon dengan gayanya yang lucu, "Ooo iyaaa.., aku tadinya mau jawab itu Omoniiii....".
Setelah itu aku selalu bertanya tentang penciptaan, siapa yang menciptakan dan apa tujuannya diciptakan? Seluruh pertanyaan ku dijawabnya dengan "Allah" dan terkadang dia-pun sudah dapat menjawab tujuan penciptaan dengan benar, walaupun dengan bahasa sederhana. Dan tugas aku adalah untuk membimbing dia kepada jawaban hakiki yang dapat menuntun dia kepada tujuan manusia diciptakan, yaitu ibadah kepada Allah.
Sederhana yang aku lakukan, tapi memiliki dampak yang besar terhadap Alif. Kini dia sangat mudah diajak sholat. Dan bahkan beberapa kali dialah yang mengajak aku sholat, seperti waktu itu, saat aku sedang memasak lalu azan Ashar berkumandang. Alif menghampiriku sambil berlari kemudian mengajak aku sholat, "Omoniiiiii....., sholat haaaayuuks!?". Dan aku jawab, "Iya nanti sebentar yaa.., Omoni masak dulu..." lalu dengam tegas dia mengatakan,"Omoni..., azan itu bukan orang yang panggil, tapi Allah!". Mendengar kata-kata Alif, aku terkejut sekaligus takjub. Entah darimana dia mendengar kata-kata itu, tapi yang pasti Allah-lah yang membimbingnya.
Subhanallah.., dengan mengenal Rob-nya, Alif menjadi sangat mudah mencintai Allah. Dan bahkan anak sekecil Alif bisa mengingatkan untuk beribadah.
Allah.., kepada-Mu hamba memohon sebagai seorang Ibu..
Dari seluruh kasih sayang, hamba hanya memohon kasih sayang-Mu untuk alif. Dari seluruh kebaikan, hamba memohon kebaikan-Mu untuk Alif.
Allah.., jazakallah telah Engkau titipkan Alif kepada hamba..
Alif adalah rezeki dan karunia yang tak ternilai dengan apapun di dunia ini!
Allah.., jagalah Alif, bimbinglah ia selalu untuk menuju-Mu, menuju surga-Mu, dan jadikanlah Alif seorang Muslim sejati yang berjihad di jalan-Mu dan khusnul khotimah.. Aamiin ya Robbal'alamiin..
Unknown
AuthorSeorang istri dan ibu untuk kedua anaknya, Muhammad Alif Arzady Soenendar dan Muhammad Irfan Arzady Soenendar. Yang sedang belajar untuk menjadi istri dan ibu yang terbaik bagi mereka, dengan tujuan mendapatkan ridho Allah semata.
0 komentar:
Post a Comment